Halaman

Senin, 28 November 2011

menjemur baju

Hoja sedang mengembara cukup jauh ketika ia sampai di sebuah kampung yang sangat kekurangan air. Menyambut Hoja, beberapa penduduk mengeluh,
“Sudah enam bulan tidak turun hujan di tempat ini, ya Mullah. Tanaman-tanaman mati. Air persediaan kami tinggal beberapa kantong lagi. Tolonglah kami. Berdoalah meminta hujan.”
Hoja mau menolong mereka. Tetapi ia minta dulu seember air. Maka datanglah setiap kepala keluarga membawa air terakhir yang mereka miliki. Total terkumpul hanya setengah ember air.
Hoja melepas pakaiannya yang kotor, dan dengan air itu, ia mulai mencucinya. Penduduk kampung terkejut,
“Mullah! Itu air terakhir kami untuk minum anak-anak kami!”
Di tengah kegaduhan, dengan tenang Hija mengangkat bajunya, dan menjemurnya. Pada saat itu, terdengar guntur dahsyat, yang disusul hujan lebat. Penduduk lupa akan marahnya, dan mereka berteriak gembira menyambut hujan.
“Bajuku hanya satu ini,” kata Hoja di tengah hujan dan teriakan penduduk, “Bila aku menjemurnya, pasti hujan turun deras!”
[Catatan: Trik ini sering digunakan oleh kaum sufi -- menggunakan keterjepitan-keterjepitan untuk hal-hal yang berbeda.]

Tidak ada komentar: