Halaman

Minggu, 27 November 2011

biarlah membayang

puisi hamdan


















memandangmu tak kumengerti
wajah indah semakin tak mampu kujelas
meski setiap waktu penuh ruangku

di cela bukit dingin hari
aku coba mengerti kabut selimut
membungkus lembar-lembar daunan pinus
basah bagai helai rambutmu gurai

rambutmu hijau pinus tenang lambainya
membisik belai pada kuntum
tak pudar indah merah jingganya
meski benam dalam samar putih kabut
yang turun berlari

satu siang satu malam
ku hanya mengerti kuntum itu
wajahmu semakin indahnya
kubiarkan membayang sayang


malino, 2 mei 2010

Tidak ada komentar: